Kampar  

YUSRONI TARIGAN : Aktivis Deklarator Aliansi BEM Se-Riau Nyaleg Lewat PDI Perjuangan

KAMPAR KIRI-Organisatoris asal rantau Kampar Kiri Yusroni Tarigan pria kelahiran Desa Subarak Kecamatan Gunung Sahilan pada 22 Agustus 1990 silam adalah anak muda harapan Kampar yang mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Riau (UIR) jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Aktivis yang malang melintang di organisasi pergerakan ini tidak pernah jenuh untuk berbuat dan berbagi kepada masyarakat, banyak prestasi yang diukir baik dalam akademis pernah Cumlaude atau nilai tertinggi disaat Wisuda tahun 2015 pada FISIPOL UIR, menjadi narasumber atau pemateri seminar ilmiah daerah, nasional maupun internasional. Motivator organisasi, menjabat pimpinan organisasi baik lokal maupun nasional.

Sampai pada puncak karir organisasi kemahasiswaan ketua senat atau presiden mahasiswa UIR 2014 dan inisiator sekaligus deklarator dan pimpinan pusat pertama Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-provinsi Riau.

Pada perhelatan calon anggota legislatif tahun 2024 Yusroni Tarigan berniat kembali mencalonkan sebagai wakil rakyat dari daerah kelahirannya Rantau Kampar Kiri (Gunung Sahilan) Daerah pemilihan Kampar Vl yaitu Kecamatan Gunung Sahilan, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kecamatan Kampar Kiri, Kecamatan Kampar Kiri Tengah dan Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Yusroni menyampaikan setiap orang punya niat baik membangun daerahnya, tidak tertutup kemungkinan orang tidak baik pun punya niat untuk kebaikan. Setiap orang itu ada zamannya, setiap zaman itu ada orangnya.

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat daerah pemilihan Saya (Dapil Kampar Vl). Dengan perolehan suara pada 2019 lalu 1789 Saya yakin masyarakat masih menginginkan Saya untuk berbuat lebih banyak untuk mereka.” Ucap Yusroni.

Yusroni menyampaikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi labuhan hatinya untuk berjuang di tahun 2024.

Muda berjuang sejatinya menjadi motivasi perjuangan anak muda dikatakannya, karena yang membedakan anak muda dengan orang tua adalah narasi atau alur ceritanya.
Anak muda bercerita tentang masa depan negerinya, sedangkan orang tua bercerita tentang masa lalunya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *